- Strategi Busuk Iblis
Dalam menjalankan misinya, Iblis
mempunyai strategi busuk. Kalau seorang hamba tidak bisa digelincirkan dengan
cara terang-terangan dan langsung pada titik kemaksiatan, maka ia akan
melakukan penggelinciran itu dengan bertahap, langkah demi langkah (step by
step).
Allah mengingatkan kita agar
waspada terhadap strategi busuk Iblis, “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali
kalian dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua
ayah-ibumu (Adam dan Hawa) dari surga, ia menanggalkan pakaian dari keduanya
untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (QS. al-A’raf: 27).
Inti ajakan iblis atau dakwah
syetan adalah mengajak kepada kekufuran. Kalau sekiranya mangsanya itu bisa
diajak kufur secara langsung atau terang-terangan, maka ia akan menyeru orang
tersebut untuk kufur. Sebagaimana yang dilakukan manusia saat ia hendak
mempengauhi sesamanya. Tapi kalau tidak bisa, maka mereka telah menyiapkan
strategi lain yang samar alias halus dan tidak menyolok.
(Bujukan orang-orang munafik itu
adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia:
"Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata,
‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada
Allah Tuhan semesta alam’." (QS. al-Hasyr: 16).
Kalau obyek sasaran tidak bisa
diajak maksiat atau kufur secara langsung, maka Iblis akan melakukan
penggelinciran secara bertahap. Simaklah keterangan Rasulullah berikut yang
menjelaskan strategi syetan untuk merusak iman seseorang.
عَنْ أَبِيْ
هُرَيْرَةَ -رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ-
قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-:
يَأْتِيْ الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُوْلُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ مَنْ خَلَقَ
كَذَا؟ حَتَّى يَقُوْلَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟
فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ وَلْيَنْتَهِ.
(رَوَاهُ
الْبُخَارِيُّ)
Abu Hurairah berkata, Rasulullah
bersabda, “Syetan akan selalu mendatangi salah seorang dari kalian seraya
bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini?’ Siapa yang menciptakan ini?’ sampai
pada pertanyaan: Siapa yang menciptakan Allah?” Barangsiapa yang mendapati
dalam dirinya pertanyaan tersebut, maka berlindunglah kepada Allah (baca Isti’adzah),
dan hendaklah menghentikannya (mengakhirinya).” (HR. Bukhari, no. 3034).