Sabtu, 26 Januari 2013

Tips Untuk Para Calon Ibu, Klinik Bekam Jakarta Pusat

Melahirkan dan membesarkan anak telah menjadi suatu yang rumit untuk saat ini. Bayangkan saja berapa banyak ibu yang harus melalui proses melahirkan dengan cara yang tidak normal, yaitu melalui jalan operasi saat ini? Belum lagi ketika anak itu telah lahir, kemudian ternyata setelah tumbuh dan bertambah besar justru memiliki perangai yang buruk dan membuat orang tua dipusingkan karenanya…
Oleh karena itu Islam memberikan petunjuk bagi para calon orang tua, khususnya kaum ibu yang akan dikaruniai anak oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan petunjuk melalui Nabi-Nya dan para sahabat Nabi ﷺ yang senantiasa berada di atas jalan yang lurus.
Beberapa petunjuk yang baik untuk disimak itu antara lain:

Ali Radhiyallahu ‘Anhu berkata, kurma yang paling baik adalah albarniy, dalam satu riwayat Rasulullah ﷺ bersabda,
خَيْرُ تَمْرِاتِكُمْ البَرْنِيُّ يُذْهِبُ الدَّاءَ
Sebaik-baiknya kurma kalian adalah al-barniy yang dapat menghilangkan penyakit.”
Kurma Al Barniy
Dalam riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu :
الْبَرْنِيُّ دَوَاءٌ لَيْسَ لَهُ دَاءٌ
Al-Barniy adalah obat yang tidak ada penyakit di dalamnya.”
Dalam riwayat dari Nabi ﷺ:
أَطْعِمُوْا نِسَاءَكُمُ التَّمْرَ، فَإِنَّ مَنْ كَانَ طَعَامَهَا التَّمْرُ خَرَجَ وَلَدُهَا حَلِيْمًا.
Berilah makan istri-istri kalian dengan kurma, karena barangsiapa yang makanan istrinya kurma, anaknya terlahir memiliki sifat sabar.”
Adapun kurma ruthab maka itu makanan Maryam, seandainya Allah mengetahui ada makanan yang lebih baik darinya, pastilah Allah memberikan kepadanya. Allah Ta’ala berfirman :
وَهُزِّيْ إِليْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكَ رُطَبًا جَنِيًّا.فَكُلِيْ.
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. maka makanlah..,” (QS. Maryam:25)
Allah Ta’ala berfirman :
 وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيْلِ وَاْلأَعْنَابِ تَتَحِذُوْنَ مِنْهُ سَكَرًا وَّرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً ِلقَوْمٍ يَعْقِلُوْن
“Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.” (QS.An-Nakhl: 67)
Ahmad Rifat Al-Badrawi memberi komentar terhadap ulasan surat Maryam ayat 25 yaitu, bahwasannya penelitian modern telah menyatakan pentingnya kurma merupakan makanan yang memiliki kualitas suhu dan gizi tinggi, sehingga tidak kurang kualitasnya dari daging, dan memiliki keistimewaan dengan memakannya tidak akan menyebabkan suatu bahaya. Kurma mengandung zat gula, minyak, banyak vitamin (A, B1 dan B2), zat alpoten, garam logam diantaranya kalsium, fospor dan besi.
Karena itu para dokter menyarankan memberikannya kepada anak kecil dan dewasa beberapa kurma, karena mempunyai efek yang efektif dalam membentuk organ tubuh, menguatkan otot-otot, menguatkan libido seks, dan mengobati balajira dan anemia , serta menyebarkan ketenangan jiwa dan urat syaraf.
Ibnu Abbas berkata, Kurma yang paling disukai oleh Rasulullah ﷺ adalah Azwa. Pengarang ini berkata, karena kurma azwa makanan yang bagus lagi mencukupi, jika ditambahkan minyak samin padanya sempurnalah kecukupannya, dalam satu riwayat dikatakan:
Dari Saad bin Abi Waqqash Radhiyallahu ‘Anhu secara marfu :
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةٍ لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمِ سُمٌّ وَلَا سِحْرٌ. أَخْرَجَهُ ب وم.
Barangsiapa yang bangun pagi memakan 7 butir kurma ajwa tidak akan membahayakannya pada hari itu racun maupun sihir.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Imam Adz-Dzahabi menguraikan bahwasannya Ajwa adalah jenis kurma Madinah yang lebih besar dari ash-Shaihaniy, condong ke hitam, ditanam oleh Nabi ﷺ, manfaatnya ini karena berkah ditanam oleh Nabi ﷺ, ini seperti Nabi meletakan dua pelepah pohon di atas dua kuburan yang sedang disiksa, dengan berkah peletakan beliau bagi keduanya dapat meringankan siksaan keduanya selama belum kering.
Nabi ﷺ bersabda,
بَيْتٌ لَاتَمْرَ فِيْهِ جِيَاعٌ أَهْلُهُ.
“…rumah yang tidak terdapat kurma di dalamnya penghuninya kelaparan.” (H.R. Muslim dalam Kitab Al-Asyribah, hadits no. 2044).
Wallahu A’lam. (JR/TB/Disari dari Kitab Ath-Thibbun Nabawi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar