Sabtu, 05 Juni 2021

Terjerembab menjadi dukun

 

Andri (30 tahun):

(menipu banyak orang dengan jimat dan amalan)

Berbagai Penyakit Aneh Datang Menghantuinya


 

Hidup sukses adalah impian semua orang. Bekerja dengat giat di perantauan adalah salah satu kunci hidup sukses. Tapi siapa kira, bisa terjerembab menjadi seorang dukun yang banyak merugikan orang lain. Andri namanya. Sekitar satu tahun lebih. Andri berprofesi sebagai dukun yang menjual jimat-jimat palsu. Hatinya bergejolak, menekuni perbuatan terkutuk itu. Berbagi penyakit aneh datang menerpanya. Sampai akhirnya ia kembali ke jalan yang benar setelah penyakitnya dapat disembuhkan dengan terapi ruqyah. Didampingi seorang teman kantornya, Andri menuturkan kisahnya kepada Majalah Ghoib di Gunungpati, Semarang.

 

            Selepas lulus dari SMA (1996), seseorang datang menawarkan pekerjaan kepada saya.  Karena sedang menganggur, saya pun langsung tertarik. Sebagai pemuda desa, mendapatkan pekerjaan adalah sebuah kebanggaan. Apalagi orang itu menjelaskan, bahwa pekerjaan yang ditawarkannya bergerak di bidang pengobatan. Ia juga memperlihatkan beberapa buah jimat seperti: akik, keris, rajah dan lainnya. Ia bilang semua jimat tersebut untuk sarana pengobatan.  Terpikir oleh saya, jika memikili jimat-jimat tersebut, mungkin bisa digunakan untuk menolong warga di sekitar sini. Tanpa pikir panjang, saya menerima tawaran itu.. Kami pun segera berangkat….! Dengan segudang harapan, saya tinggalkan kampung halaman serta sanak saudara tercinta. Orangtua yang selama ini memberikan kasih sayang, dengan berat hati juga harus saya tinggalkan, demi mencari sesuap nasi. Sambil memandangi sawah yang terhampar hijau, terbayang, bagaimana keberhasilan beberapa ‘orang pintar’ di desa. Kehidupan mereka boleh dikatakan berkecukupan. Hal itulah yang juga ikut memotivasi saya, sehingga mau ikut bekerja dengannya. Dengan diiringi suara gemiricik sungai, kami berangkat ke kota Tegal.

            Sesampainya di kota Tegal. Saya diajak ke sebuah losmen yang letaknya tidak terlalu jauh dari alun-alun. Di sana telah menunggu 6 orang yang terlebih dahulu bergabung dalam pekerjaan tersebut. Jumlah kami jadi 8 orang. Kemudian kami saling berkenalan. Saat itu, saya belum mengerti benar, apa sebenarnya pekerjaan yang akan saya lakukan. Sambil mereka-reka saya beristirahat sejenak.  Di dalam sebuah kamar, banyak terdapat rajah-rajah bertuliskan huruf-huruf Arab. Ada juga beraneka ragam batu akik.

Suara adzan membahana, memanggil insan beriman untuk menunaikan ibadah shalat. Saya bersegera mencari masjid. Tetapi karena tidak tahu di mana lokasinya, saya terpaksa shalat di losmen. Saya merasa heran! Banyak rajah-rajah bertuliskan Arab di sana, tetapi mereka tidak melaksanakan shalat. Ah, tapi saya tidak berani bertanya macam-macam. Saya kan hanya orang baru di sana.

            Hari itu juga, saya diajak ke tempat praktik pengobatan mereka. Letaknya di sebuah  lapangan yang tidak jauh dari losmen. Bersama dengan orang yang mengajak bekerja, saya naik becak. Kami berdua datang agak terlambat. Ternyata di sana telah banyak orang yang berkumpul. Kira-kira seratus orang yang datang. Saking berjubelnya, lapangan yang cukup luas itu, tak kuasa menampung jumlah pengunjung. Saya masuk di barisan paling belakang, melengkapi ketujuh teman saya yang akan mengadakan pertunjukan. Perasaaan saya deg-degan. Apa gerangan yang akan didemonstrasikan oleh rombongan yang baru saya kenal ini. Seorang pimpinan yang dipanggil Ki Seno, kemudian menjadi juru bicara rombongan. Ratusan pasang mata menatap dengan sangat serius. Mereka seakan tersihir oleh gaya bicara Ki Seno. Gaya orasinya membuat saya terkagum-kagum. Sambil membawa air putih, Ki Seno terus berbicara mengenai hal mistik. Ia juga menjelaskan tentang ilmu karomah kepada pengunjung. Sampai akhirnya Ki Seno menggelar sebuah demonstrasi yang sarat dengan nuansa mistik. Pakaiannya yang serba putih ala seorang ustadz membuat para pengunjung semakin terkesima.