Minggu, 10 Desember 2017

Strategi Busuk Iblis

  1. Strategi Busuk Iblis
Dalam menjalankan misinya, Iblis mempunyai strategi busuk. Kalau seorang hamba tidak bisa digelincirkan dengan cara terang-terangan dan langsung pada titik kemaksiatan, maka ia akan melakukan penggelinciran itu dengan bertahap, langkah demi langkah (step by step).
Allah mengingatkan kita agar waspada terhadap strategi busuk Iblis, “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kalian dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ayah-ibumu (Adam dan Hawa) dari surga, ia menanggalkan pakaian dari keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (QS. al-A’raf: 27).
Inti ajakan iblis atau dakwah syetan adalah mengajak kepada kekufuran. Kalau sekiranya mangsanya itu bisa diajak kufur secara langsung atau terang-terangan, maka ia akan menyeru orang tersebut untuk kufur. Sebagaimana yang dilakukan manusia saat ia hendak mempengauhi sesamanya. Tapi kalau tidak bisa, maka mereka telah menyiapkan strategi lain yang samar alias halus dan tidak menyolok.
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam’." (QS. al-Hasyr: 16).

Kalau obyek sasaran tidak bisa diajak maksiat atau kufur secara langsung, maka Iblis akan melakukan penggelinciran secara bertahap. Simaklah keterangan Rasulullah berikut yang menjelaskan strategi syetan untuk merusak iman seseorang.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: يَأْتِيْ الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُوْلُ: مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ مَنْ خَلَقَ كَذَا؟ حَتَّى يَقُوْلَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ؟ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ وَلْيَنْتَهِ. (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)
Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Syetan akan selalu mendatangi salah seorang dari kalian seraya bertanya, ‘Siapa yang menciptakan ini?’ Siapa yang menciptakan ini?’ sampai pada pertanyaan: Siapa yang menciptakan Allah?” Barangsiapa yang mendapati dalam dirinya pertanyaan tersebut, maka berlindunglah kepada Allah (baca Isti’adzah), dan hendaklah menghentikannya (mengakhirinya).” (HR. Bukhari, no. 3034).