Rabu, 07 April 2021

BOLEHKAH BERBEKAM SAAT BERPUASA?

Masyarakat kini sudah banyak yang mengikuti sunah nabi untuk melakukan Bekam . Bekam dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Hijamah, yang artinya adalah pelepasan darah kotor.


 

Bekam banyak manfaat untuk kesehatan. Seperti melancarkan peredaran darah, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, mengatasi migrain, mengatasi jerawat, meremajakan kulit, dan menghilangkan noda pada wajah. Bekam bukan hanya dilakukan pria, akan tetapi juga dilakukan oleh para wanita.

Ada  2 pendapat jika melakukan bekam Saat berpuasa

 

1. Batal Puasanya


Hal ini menurut Mazahab Hambali berlandaskan hadist dari Syaddad bin Aus ra, bahwa Rasulullah mendatangi seseorang di Baqi' yang sedang berbekam di bulan Ramadhan. Lalu Beliau bersabda: "Orang yang membekam dan yang dibekam, keduanya batal puasanya." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

2. Tidak Batal Puasa

Jumhur ulama Maliki, Syafi'i Hanafi berpendapat bahwa berbekam tidaklah membatalkan puasa. Berdasar hadist Rasulullah:

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah pernah berbekam dalam keadaan ihram dan pernah pula berbekam dalam keadaan puasa. (HR. Bukhari).

Senin, 05 April 2021

Adab Marah


Kemarahan itu tidak ada gunanya. Ia menjadi salah satu pintu masuknya syetan ke dalam diri seseorang. Bahkan bisa dikatakan, kemarahan itu menjadi pintu gerbangnya. Pintu utama masuknya syetan.

Karena itu, sudah sewajarnya bila kita harus hati-hati, kala tanda-tanda kemarahan mulai merasuk ke dalam jiwa. Redam dan lumerkan kemarahan itu, sebelum ia menguasai diri kita dan menghancurkan segalanya. Sebelum terjebak dalam perangkap kemarahan, perhatikanlah beberapa tips berikut ini.

 

1. Jangan biarkan diri Anda terbawa emosi.

Suatu ketika Rasulullah, melewati sekelompok orang yang sedang adu gulat. Ada beberapa petarung di sana. Di antara mereka ada yang selalu memenangkan pertarungan. Rasulullah bertanya kepada salah seorang shahabat, "Apa yang terjadi?". "Tak seorang pun lawan yang maju, kecuali dikalahkannya ….," jawab shahabat.

Dalam pandangan umum, petarung yang selalu mengalahkan lawannya adalah orang hebat. Secara fisik, dapat dipastikan ia orang yang kuat. Hasil dari latihan yang berkesinambungan. Tapi Rasulullah memiliki pandangan lain dalam mendifinisikan orang yang kuat itu.

"Maukah kalian kutunjukkan orang yang lebih kuat dari 'petarung' yang hebat itu?" sebuah pertanyaan yang menggugah rasa penasaran. Rasulullah melanjutkan, bahwa orang yang kuat itu adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah lantaran dicerca maupun dihardik orang lain. Dengan itu ia bisa mengalahkan dirinya, mengalahkan syetan yang menggodanya serta dapat mengalahkan syetan yang menguasai orang yang mencelanya." Imam Ibnu Hajar al-Asyqalani mengatakan bahwa sanad hadits riwayat Bazar ini hasan. (Fathul Bari 10/519)

orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika sedang marah. Ia mampu menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang menyakitkan. Juga dapat mengekang tangan dan kakinya dari tindakan yang tidak diperlukan.

 

لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ. متفق عليه

"Orang yang kuat itu bukanlah seorang petarung yang selalu memenangkan pertarungan, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Di atas telah disinggung bahwa kemarahan merupakan pintu gerbang bagi masuknya syetan. Dengan kata lain, orang yang berhasil mengalahkan nafsu amarah dalam dirinya, berarti dia berhasil mengalahkan syetan. Tindak-tanduknya selalu terkontrol dan tidak terbawa emosi.