Oleh. dr. Wadda'
Titik bekam yang
bisa memberikan kesembuhan ini, ternyata berbeda dengan titik bekam yang
tidak bisa memberikan kesembuhan. Nah, titik bekam yang bisa
menyembuhkan ini disebut titik bekam (potent point). Titik ini juga
disebut motor point yang terletak pada perlekatan otot-syaraf
(neuromuscular attachements). Otot-otot dengan titik tadi mempunyai
keistimewaan karena mengandung banyak mitokondria, banyak pembuluh
darah, warnanya lebih merah, mengandung banyak mioglobin, dan sebagian
besar menggunakan metabolisme oksidatif sehingga tahan dari kelelahan.
Jaringan di sekitar titik juga sangat istimewa karena banyak mengadung
mast sel dan kelenjar limfe, kapiler dan venula halus yang merupakan sel
untuk pertahanan tubuh. Juga banyak ditemukan bundle dan pleksus saraf.
Dengan demikian titik-titik tadi sangat sensitiv dengan rangsangan
bekam. Asalkan bekam dilakukan tepat pada titik-titik tadi, maka akan
terjadi proses pada kapiler dan arteriola, peningkatan jumlah lekosit,
limfosit dan sistem retikulo-endothelial, pelepasan ACTH, kortison,
endorphin, enkefalin, dan faktor humoral lain. Juga terjadi efek anti
peradangan, penurunan serum lemak trigliserida, fosfolipida dan
kolesterol LDL, merangsang proses lipolisis jaringan lemak dan mengatur
kadar glukosa darah agar normal.
Jadi proses penyembuhan
terjadi apabila bekam dilakukan pada titik-titik bekam tadi, dimana
titik ini akan bekerja langsung pada sistem endokrin, metabolisme dan
peningkatan sistem imunitas. Selain itu apabila seseorang membekam titik
ini, maka akan terjadi pelepasan zat neuorokimia seperti endorphin yang
bisa mengurangi nyeri. Nyeri ini akan hilang disertai dengan
peningkatan oksigen dan aliran darah dari titik yang dibekam tadi. Ini
menyebabkan otot jadi rileks dan tercipta kesehatan.
Menurut traditional medicine, antara titik bekam yang ada di permukaan
kulit dengan organ di dalam tubuh yang sakit atau tempat lain yang sakit
dihubungkan dengan suatu “kabel atau tali” dimana mereka menyebut
meridian. Secara mudah, titik bekam ini bisa diibaratkan tombol listrik
yang bila dipijat akan mengalirkan listrik ke seluruh tubuh melalui
meridian tadi. Jadi, dari titik itulah “energi” akan mengalir ke seluruh
tubuh. Demikian juga patogen atau penyakit dari organ tubuh akan
dialirkan melalui meridian, sehingga patogen tadi dapat muncul pada
meridian dari organ yang bersangkutan. Dan energhi inilah yang menjaga
sistem keseimbangan dan homeostasis tubuh. Energi ini terbentuk dari
sari makanan dan dari udara paru-paru. Makanan diolah dalam lambung,
sisa makanannya dibuang dalam bentuk air kencing (urin) atau berak
(feses).
Sari makanan bersama hawa udara bersih dan
oksigen, bertemu di paru-paru, berubah menjadi energi. Lalu energi
menyebar di seluruh tubuh bersama cairan tubuh, sehingga manusia dapat
melakukan kegiatan. Sebagian energi tersebut disimpan dalam ginjal.
Sehingga, menurut traditional medicine, ginjal merupakan sumber cadangan
energi paling besar, yang akan diguinakan jika tubuh memerlukan, baik
untuk kelangsungan hidup, maupun diturunkan (genetik) pada generasi
berikutnya.
Selain itu, pada setiap proses penghisapan
kulit, akan diikuti dengan pengumpulan jaringan bawah kulit, darah
dengan segala komponen yang ada di bawah kulit. Ini mempunyai potensi
untuk menyembuhkan penyakit. Penghisapan akan merangsang syaraf-syaraf
pada permukaan kulit. Rangsangan ini akan dilanjutkan pada cornu
posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus
spino thalamikus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin.
Sedangkan sebagian rangsangan akan diteruskan melalui serabut aferen
simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan refleks intubasi
simpatis, sehingga menimbulkan intubasi nyeri secara general melalui
siklus endorphin dan segmental simpatis.
Efek lain yang
ditimbulkan dari proses penghisapan adalah pengumpulan darah di bawah
kulit yang disertai dengan dilatasi pembuluh darah kulit, peningkatan
kerja jantung sekaligus membuka pori-pori kulit. Sedangkan akibat
tekanan negative yang ditimbulkan dari penghisapan menyebabkan congesti
pasiv dari jaringan lokal di permukaaan superfisial dan meningkatkan
dilatasi pembuluh darah. Ini akan meningkatkan volume aliran darah dan
mempercepat sirkulasi darah, sehingga suplai darah ke kulit menjadi
lebih baik. Dengan demikian, sel-sel di permukaan kulit dan jaringan
bawah kulit dapat dipertahankan daya vitalitasnya. Pengaruh lainnya
adalah terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan
fagositosis sel-sel darah, peningkatan suhu lokal, menguatnya
kekuatan, daya tahan tubuh serta imunitas. Ini akan menjaga tubuh dari
serangan penyakit.
Pada bekam basah, hijamah damamiyah
atau hijamah rorbah, dimana setelah penghisapan kulit akan dilanjutkan
dengan mengeluarkan darah, maka suhu kulit di area lokal akan
meningkat. Hal ini disertai dengan dilatasi kapiler, peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, dan terjadilah proses perbaikan
metabolisme. Secara tradisional, proses ini mengakibatkan perbaikan
sirkulasi darah, membuang stasis darah, membuang patogen angin dan
petogen basah, melancarkan energi dalam aliran darah, membuang pathogen
dingin dan meredakan nyeri. Dibawah efek penghisapan dan penarikan
kulit karena tekanan negativ ini, akan terjadi proses penekanan
titik-titik tadi tepat di bawah kulit disepanjang meridian. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa efek terapi tidak hanya mengenai bagian
permukaan kulit yang dibekam saja, tetapi bisa menembus ke dalam
jaringan di bawahnya. Dengan demikian terapi bekam ini akan bekerja di
sepanjang meridian, dari permukaan tubuh ke organ, organ ke organ, organ
ke jaringan penunjang, ke bagian tubuh kanan dan kiri, atas dan bawah,
ke empat anggota gerak, ke jaringan penunjang yang satu dengan
lainnya, dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar