Oleh: Ustadz. Patompo Adnan, Lc
Pengasuh Ponpes Selaparang Kediri Lombok Barat
Suatu hari para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Apa yang membuatmu beruban wahai Rasulullah
saw: Rasulullah saw menjawab: Saya beruban karena surat Hud dan
saudara-saudaranya (surat-surat yang lain). Mengapa? Karena didalam surat Hud terdapat ayat yang
mengatakan: istiqomahlah engkau seperti
yang diperintahkan dan orang-orang yang bersamamu dan janganlah engkau melampui
batas, sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kalian kerjakan. (Hud:112).
Suatu saat Rasulullah saw pernah berang, pasalnya Usamah bin Zaid meminta syafaat (dispensasi hukum) untuk
Fathimah Makhzumiyah yang mencuri kalung, dengan muka merah padam dan suara
lantang beliau berkata: Apakah engkau
akan mencari dispensasi pada hukum Allah, tidak...demi Allah seandainya
Fathimah binti Muhammad mencuri, sungguh Aku akan potong tanganya.
Itulah salah satu sikap istiqomah yang membuat Rasulullah saw menjadi
beruban, memang sikap tetap pendirian sesuai ajaran agama, tanpa harus
terpengaruh situasi dan kondisi sekitar (keluarga, sahabat, teman sejati,
rekanan, teman sedaerah dan lain sebagainya), sangat berat bagi setiap orang,
sehingga beratnya beban istiqomah itu berakibat pada fisik, diantaranya adalah
tumbuhnya uban meskipun belum saatnya untuk beruban. Rasulullah saw sering
berdo’a: wahai yang membolak-balikkan
hati tetapkanlah hati kami diatas agamamu. Untaian doa yang menegaskan
bagaimana beratnya istiqomah, dalam menjalani hidup dengan memastikan tidak
menabrak rambu-rambu yang jelas terpancang dihadapan, selalu diatas ajaran
agama.
Besarnya ganjaran bergantung pada berat dan besarnya cobaan dan ujian,
karena istiqomah ujiannya berat, maka istiqomah juga memiliki ganjaran yang
sangat besar, itulah yang dijanjikan Allah swt dalam firmannya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan
tuhan kami Allah, kemudian mereka beristiqomah diatas kebenaran (dengan
meyakini, melaksanakan dan ikhlas), maka akan turun kepadanya para malaikat
disaat ia mati, dan mereka mengatakan: janganlah engkau takkut dan bersedih dan
bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu (Fush-shilat:30).
Diantara manusia yang paling berat cobaan dalam keistiqomahan adalah,
mereka yang menduduki tampuk kepemimpinan sebagai pejabat publik, mereka
dituntut berlaku seadil-adilnya dalam menjalankan roda pemerintahan, tidak
berlaku zhalim, demikian juga dengan mereka yang bergelut dengan dunia
yudikatif (penegakan hukum), mereka harus memutuskan semua perkara dengan
kebenaran, tidak menukarnya dengan rupiah atau mata uang lainnya, karena akibat
yang akan ditanggung kelak sangat berat. Kaitannya dengan itu, penulis
memberikan dukungan penuh kepada para aparat hukum di daerah ini dan dimana
saja untuk terus istiqomah dalam mengambil tindakan hukum sepadan, sepantas dan
sewajarnya, karena hanya dengan itu semua akan selamat. Terhukum bisa sadar dan
kembali kejalan yang lurus dan benar, para aparat hukumnya juga selamat karena
telah memutuskan perkara dengan kebenaran dan mereka istiqomah dalam hal itu,
karena Allah suka kepada orang-orang yang berlaku adil
(Mumtahanah:8).wallahua’lamu bish-showab.
Picture : Perindu Surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar