Andri (30 tahun):
(menipu banyak orang
dengan jimat dan amalan)
Berbagai Penyakit Aneh Datang Menghantuinya
Hidup sukses
adalah impian semua orang. Bekerja dengat giat di perantauan adalah salah satu
kunci hidup sukses. Tapi siapa kira, bisa terjerembab menjadi seorang dukun
yang banyak merugikan orang lain. Andri namanya. Sekitar satu tahun lebih.
Andri berprofesi sebagai dukun yang menjual jimat-jimat palsu. Hatinya
bergejolak, menekuni perbuatan terkutuk itu. Berbagi penyakit aneh datang
menerpanya. Sampai akhirnya ia kembali ke jalan yang benar setelah penyakitnya
dapat disembuhkan dengan terapi ruqyah. Didampingi seorang teman kantornya,
Andri menuturkan kisahnya kepada Majalah Ghoib di Gunungpati, Semarang.
Selepas
lulus dari SMA (1996), seseorang datang menawarkan pekerjaan kepada saya.
Karena sedang menganggur, saya pun langsung
tertarik. Sebagai pemuda desa, mendapatkan pekerjaan adalah sebuah kebanggaan.
Apalagi orang itu menjelaskan, bahwa pekerjaan yang ditawarkannya bergerak di bidang
pengobatan. Ia juga memperlihatkan beberapa buah jimat seperti: akik, keris,
rajah dan lainnya. Ia bilang semua jimat tersebut untuk sarana pengobatan.
Terpikir oleh saya, jika memikili jimat-jimat
tersebut, mungkin bisa digunakan untuk menolong warga di sekitar sini. Tanpa
pikir panjang, saya menerima tawaran itu.. Kami pun segera berangkat….! Dengan
segudang harapan, saya tinggalkan kampung halaman serta sanak saudara tercinta.
Orangtua yang selama ini memberikan kasih sayang, dengan berat hati juga harus
saya tinggalkan, demi mencari sesuap nasi. Sambil memandangi sawah yang
terhampar hijau, terbayang, bagaimana keberhasilan beberapa ‘orang pintar’ di
desa. Kehidupan mereka boleh dikatakan berkecukupan. Hal itulah yang juga ikut
memotivasi saya, sehingga mau ikut bekerja dengannya. Dengan diiringi suara
gemiricik sungai, kami berangkat ke
kota
Tegal.
Sesampainya
di kota Tegal.
Saya diajak ke sebuah losmen yang letaknya tidak terlalu jauh dari alun-alun.
Di sana telah
menunggu 6 orang yang terlebih dahulu bergabung dalam pekerjaan tersebut.
Jumlah kami jadi 8 orang. Kemudian kami saling berkenalan. Saat itu, saya belum
mengerti benar, apa sebenarnya pekerjaan yang akan saya lakukan. Sambil
mereka-reka saya beristirahat sejenak.
Di dalam sebuah kamar, banyak terdapat rajah-rajah bertuliskan
huruf-huruf Arab. Ada
juga beraneka ragam batu akik.
Suara adzan
membahana, memanggil insan beriman untuk menunaikan ibadah shalat. Saya
bersegera mencari masjid. Tetapi karena tidak tahu di mana lokasinya, saya
terpaksa shalat di losmen. Saya merasa heran! Banyak rajah-rajah bertuliskan Arab
di sana, tetapi
mereka tidak melaksanakan shalat. Ah, tapi saya tidak berani bertanya
macam-macam. Saya kan
hanya orang baru di sana.
Hari
itu juga, saya diajak ke tempat praktik pengobatan mereka. Letaknya di
sebuah lapangan yang tidak jauh dari
losmen. Bersama dengan orang yang mengajak bekerja, saya naik becak. Kami
berdua datang agak terlambat. Ternyata di sana
telah banyak orang yang berkumpul. Kira-kira seratus orang yang datang. Saking
berjubelnya, lapangan yang cukup luas itu, tak kuasa menampung jumlah
pengunjung. Saya masuk di barisan paling belakang, melengkapi ketujuh teman
saya yang akan mengadakan pertunjukan. Perasaaan saya deg-degan. Apa gerangan
yang akan didemonstrasikan oleh rombongan yang baru saya kenal ini. Seorang
pimpinan yang dipanggil Ki Seno, kemudian menjadi juru bicara rombongan.
Ratusan pasang mata menatap dengan sangat serius. Mereka seakan tersihir oleh gaya bicara Ki Seno. Gaya orasinya membuat
saya terkagum-kagum. Sambil membawa air putih, Ki Seno terus berbicara mengenai
hal mistik. Ia juga menjelaskan tentang ilmu karomah kepada pengunjung. Sampai
akhirnya Ki Seno menggelar sebuah demonstrasi yang sarat dengan nuansa mistik.
Pakaiannya yang serba putih ala seorang ustadz membuat para pengunjung semakin
terkesima.