1. Palestina Bumi Penuh Berkah.
Allah swt. berfirman dalam banyak
ayat suci Al Qur’an:
“Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil
Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Al Isra’:1
“Dan (telah kami tundukkan) untuk
Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya
ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha mengetahui segala
sesuatu.” Al Anbiya’:81
“Dan Kami jadikan antara mereka dan
antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang
berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan.
Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan aman.” Saba’:18
Para ahil tafsir menerangkan yang
dimaksud keberkahan pada ayat-ayat ini mencakup dua hal, hissiyah –bisa
diraba-, seperti kesuburan tanahnya, airnya, tanaman dan buah-buahannya.
Juga secara maknawiyah karena banyaknya para Nabi yang diutus di sana
dan Malaikat mengepakkan sayapnya di atas bumi Palestina (Syam).
2. Palestinan Tanah Suci.
Allah swt. menceritakan nabiyullah
Musa as. Dalam surat Al Ma’idah:21
“Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci
(Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari
kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang
merugi.”
Az Zujaj menafsirkan “tanah suci”s
karena terhindar dari syirik dan sekaligus bumi para nabi dan umat mukmin.
3. Palestina Bumi para Nabi.
Dalam banyak ayat Al Qur’an dan
hadits Nabi dijelaskan bahwa di Palestina banyak para nabi yang diutus, hidup
dan berdiam diri di sana. Mereka adalah Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Luth,
Daud, Sulaiman, Sholeh, Zakaria, Yahya, Isa, Yusya’ alaihimussalam.
4. Palestina Medan Pertarungan
antara Haq dan Batil.
Karena itu, setiap muslim ketika
membaca Al Qur’an hendaknya merasakan keterikatan yang dekat dengan bumi ini,
itu karena medan perseteruan nyata antara kebenaran dan kebatilan terpusatkan
di bumi ini, dan hendaknya mereka menyakini bahwa mereka sedang menerima
estafet warisan para nabi, dan sekaligus dituntut untuk meninggikan panji
perjuangan para Nabi.
5. Keberadaban Baitul Maqdis dan
Masjidil Aqsha di Palestina.
Masjidil Aqsha tempat isra’
Rasulullah saw. dan akhirnya dimi’rajkan ke sidratul muntaha. Dalam peristiwa
ini dan di masjid ini Allah swt. mengumpulkan para nabi sebelum-sebelumnya dan
Rasulullah saw. mengimami mereka dalam shalat. Ini menunjukkan bahwa beliau
adalah imam agung, sekaligus perpindahan kepemimpinan, dan pengusung panji
risalah sejati adalah umat Islam. (Ibnu Katsir dalam mukhtasar hal. 751.)
Baitul Maqdis adalah Kiblat pertama
umat muslim. Sebelum shalat menghadap ke Ka’bah, Baitullah, Rasulullah saw. dan
para sahabatnya shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas bulan,
dalam riwayat yang lain selama tujuh belas bulan.
Masjid Al Aqsha merupakan bagian
dari tiga masjid yang sangat dianjurkan untuk dikunjungi, selain Masjidil Haram
dan Masjid Nabawi.
6. Malaikat Mengepakkan Sayapnya
di Atas Bumi Palestina.
Disebutkan dalam hadits sahih dari
Zaid bin Tsabit berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Keberuntungan
bagi tanah Syam. Para sahabat bertanya, “Kenapa demikian?” Beliau menjawab:
“Itulah Malaikat-Malaikat Allah mengepakkan sayapnya di atas bumi Syam.”
Majma’ Az Zawaid jilid 10 hal. 60.
7. Palestina Bumi Makhsyar dan
Mansyar.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad dalam
sanadnya dari Maimunah binti Sa’d, ia bertanya kepada Nabi saw. “Wahai
Nabiyullah, berilah kami fatwa terkait dengan Baitul Maqdis.” Beliau menjawab:
“Bumi tempat dikumpulkannya manusia –mahsyar- dan tempat dibangkitkannya
manusia setelah mati –mansyar-.” Sunan Ibnu Majah, Jilid 1, hal. 452.
8. Negeri Islam dan Negeri Iman
di Saat Terjadi Fitnah
Dari Salamah bin Nufail ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Negeri Islam adalah Syam.” Thabrani. Majma’
Zawaid, Jilid 1, hal. 253.
9. Penduduk Palestina Layaknya
Mujahid Fii Sabilillah.
Dari Abu Darda’ ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Penduduk Syam, istri-istri mereka, keturunan
mereka, budak laki-laki dan perempuan mereka, sampai penjuru wilayah ini
laksana siap siaga fi sabilillah. Barangsiapa yang membela dari penjarahan
tanahnya, ia fi sabilillah, dan barangsiapa membela dari perampasan kotanya, ia
fi sabilillah.” Ath Thabrani, jilid 10, hal. 60.
10. Di Palestina ada Thaifah
Manshurah.
Dari Abu Umamah ra. bahwa Rasulullah
saw. bersabda: “Akan ada terus satu kelompok dari umatku yang memperjuangkan
kebenaran melawan musuh-musuh mereka dengan tegar sampai Allah mendatangkan
kemenangan kepada mereka.” Ditanyakan kepada Rasulullah, “Dimana mereka Ya
Rasulullah? Beliau menjawab: “Mereka di Baitul Maqdis dan sekitarnya.” Imam
Ahmad. Jilid 5, hal. 269.
Di bumi Palestina yang penuh berkah
dan suci ini terjadi banyak pertempuran dalam sepanjang sejarah Islam, seperti
Perang Ajnadin, Fahl Bisan, Yarmuk, Hiththin, ‘Ain Jalut.
11. Negeri Tempat Tinggal Para
Sahabat.
Di atas bumi Palestina para sahabat
Nabi radhiyallahu ‘anhum berjihad, di antara mereka banyak yang menajdi syuhada
dalam pertempuran meraih pembebasan Al Aqsha, seperti di masa Khalifah Umar ra.
Di Palestina beribu ulama terkenal dalam berbagai disiplin ilmu hidup
berdomisili di sana.
12. Bumi Jihad dan Pencari Syahid.
Beribu syuhada telah membasahi bumi
Palestina dengan darah segarnya. Beribu mujahid telah mempersembahkan nyawanya
membela kehormatan bumi para Nabi. Semenjak dari para sahabat Nabi sampai
sekarang dan sampai hari kiamat nanti. “Allahumma amitnaa ‘alasy syahaadati
fii sabiilik.” Amin Yaa Rabb. Allahu a’lam (ut)
Kedekatan Sejarah Indonesia dan Palestina
baitul-hikmah.com – Sejarah bangsa Indonesia wabil khusus umat muslimnya
sangat dekat dengan bangsa Palestina. Fakta sejarahnya ada sampai sekarang ini,
adalah kota Kudus, masjid Al Aqsha, gunung Muria, madzhab Imam Asy Syafi’i,
pengakuan kemerdekaan dan penjajahan. Apa hubungannya itu semua dengan
Palestina?
Fakta pertama, Adalah Syaikh Ja’far
Shadiq juru dakwah sekaligus panglima perang kerajaan Demak, sebelum akhirnya
beliau hijrah ke kota Tajug, kota sebelah utara Demak. Ja’far Shodiq yang lebih
terkenal dengan sebutan Sunan Kudus itu menamakan masjid yang dibangunnya pada
tahun 956 H. atau 1530 M. dengan Masjidil Aqsha. Beliau merubah nama kota
Tajung menjadi kota Kudus. Dan di sebelah utara Kudus ada gunung yang diberi
nama gunung Muria. Ketiganya persis ada di Palestina.
Apakah Sunan Kudus pernah mengadakan
pengembaraan ilmiyah ke Timur Tengah, terutama Palestina? -ada referensi yang
menulis demikian-, atau beliau hanya membaca sejarah Palestina lewat referensi
buku?, keduanya ini masih menjadi penelitian penulis. Yang jelas penamaan
ketiga hal di atas bukan tanpa maksud, bukan tanpa disengaja. Justeru karena
pengetahuan beliau terhadap sejarah Palestina, sehingga dengan bangga beliau
menjadikannya nama di negerinya. Rahimahullah Syaikh Ja’far Shodiq.
Fakta sejarah kedua adalah Imam Asy
Syafi’i, salah satu imam mazhab besar yang empat, madzhabnya dijadikan sebagai
acuan sebagian besar umat muslim di Indonesia. Siapa Imam Asy Syafi’i? Beliau
adalah Muhmmad bin Idris Asy Syafi’i, lahir di kota Ghozzah atau Gaza,
Palestina pada tahun 150 H atau 767 M. beliau masih ada nasab dengan nabi
Muhamamd saw., ia termasuk dari Bani Muththalib, saudara dari Bani Hasyim,
Kakek Rasulullah saw.
Fakta sejarah ketiga adalah bahwa
yang pertama kali menyuarakan kemerdekaan Indonesia adalah bangsa Palestina.
Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir,
seperti dikutip dari buku “Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri”
yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan kemerdekaan Indonesia , M.
Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator
& Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri
RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri
RI ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.
M. Zein Hassan Lc. sebagai pelaku
sejarah, menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peran
serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di
saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap. Dukungan Palestina
ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara
terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:
“.., pada 6 September 1944, Radio
Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin
Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua)
kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia .
Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut- turut, kami
sebar-luaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga
menyiarkan.” Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti
Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat
Kemerdekaan Indonesia ” dan memberi dukungan penuh.”
Peristiwa bersejarah tersebut tidak
banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat di negeri ini.
Bahkan dukungan ini telah dimulai
setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.
Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan
Indonesia , Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina
yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda
bukti dan berkata: “Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan
perjuangan Indonesia ..”
Setelah seruan itu, maka negara
daulat yang berani mengakui kedaulatan RI pertama kali adalah Negara Mesir
tahun 1949. Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Timur
Tengah lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai
negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan itu membuat RI berdiri
sejajar dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala
macam perundingan dan pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.
Fakta keempat adalah adanya kesamaan
dijajah, itulah yang terjadi di Palestina sekarang ini, sebagaimana bangsa ini
dahulu pernah dijajah kolonial.
Pemerintah Indonesia menegaskan
bahwa akar masalah dari bangsa Palestina adalah penjajahan Zionis Israel
terhadap bumi Palestina, itulah yang diungkapkan oleh Menlu RI, Hasan Wira Yuda
menanggapi agresi Israel ke Palestina akhir tahun 2008 yang lalu. Sehinngga
Indonesia sangat peduli dengan kondisi Palestina, ini sebagai bukti
pengejawantahan amanat konstitusi bangsa ini “…bahwa kemerdekaan adalah hak
suatu bangsa, oleh karena itu segela bentuk penjajahan harus dihapuskan di atas
muka bumi.”
Karenanya wajar jika rakyat
Palestina bersama-sama pemerintahannya mengadakan perlawanan, sebagaimana
bangsa ini terdahulu, rakyat dan para pejuangnya melawan penjajah, mereka
bangga dengan pemimpinnya, bahkan kita pun memperingatinya setiap setahun
sekali bahwa meraka adalah para pahlawan bangsa ini. Demikian juga rakyat
Palestina, mereka bangga dengan gerakan perlawanan bangsanya menentang Israel.
Ini beberapa catatan fakta sejarah
yang menguatkan hubungan Indonesia dan Palestina. sehingga bangsa Indonesia
terus akan peduli dengan Palestina, sampai Palestina merdeka, sampai masjidil
Aqsha yang sekarang masih di bawah cengkeraman Zionis Israel terbebaskan,
sampai boklade atas Gaza dicabut, sampai pintu-pintu perbatasan dibuka. Sampai
Palestina menjadi negara berdaulat, sejajar dengan bangsa lain.
Lain lagi terkait dengan fakta
agama, berikut penulis sampaikan beberaha fakta agama yang menegaskan bahwa
Palestina bagian yang tidak terpisahkann dari kehidupan umat muslim, di manapun
mereka berada:
- Palestina Bumi Penuh Berkah.
Allah swt. berfirman dalam banyak
ayat suci Al Qur’an:
“Maha Suci Allah, yang telah
memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil
Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Al Isra’:1
“Dan (telah kami tundukkan) untuk
Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya
ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha mengetahui segala
sesuatu.” Al Anbiya’:81
“Dan Kami jadikan antara mereka dan
antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang
berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan.
Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan aman.” Saba’:18
Para ahil tafsir menerangkan yang
dimaksud keberkahan pada ayat-ayat ini mencakup dua hal, hissiyah -bisa diraba-,
seperti kesuburan tanahnya, airnya, tanaman dan buah-buahannya. Juga secara maknawiyah
karena banyaknya para Nabi yang diutus di sana dan Malaikat mengepakkan
sayapnya di atas bumi Palestina (Syam).
- Palestinan Tanah Suci.
Allah swt. menceritakan nabiyullah
Musa as. Dalam surat Al Ma’idah:21
“Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci
(Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari
kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang
merugi.”
Az Zujaj menafsirkan “tanah suci”s
karena terhindar dari syirik dan sekaligus bumi para nabi dan umat mukmin.
- Palestina Bumi para Nabi.
Dalam banyak ayat Al Qur’an dan
hadits Nabi dijelaskan bahwa di Palestina banyak para nabi yang diutus, hidup
dan berdiam diri di sana. Mereka adalah Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Luth,
Daud, Sulaiman, Sholeh, Zakaria, Yahya, Isa, Yusya’ alaihimussalam.
- Palestina Medan Pertarungan antara Haq dan Batil.
Karena itu, setiap muslim ketika
membaca Al Qur’an hendaknya merasakan keterikatan yang dekat dengan bumi ini,
itu karena medan perseteruan nyata antara kebenaran dan kebatilan terpusatkan
di bumi ini, dan hendaknya mereka menyakini bahwa mereka sedang menerima
estafet warisan para nabi, dan sekaligus dituntut untuk meninggikan panji
perjuangan para Nabi.
- Keberadaban Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha di Palestina.
Masjidil Aqsha tempat isra’
Rasulullah saw. dan akhirnya dimi’rajkan ke sidratul muntaha. Dalam peristiwa
ini dan di masjid ini Allah swt. mengumpulkan para nabi sebelum-sebelumnya dan
Rasulullah saw. mengimami mereka dalam shalat. Ini menunjukkan bahwa beliau
adalah imam agung, sekaligus perpindahan kepemimpinan, dan pengusung panji
risalah sejati adalah umat Islam. (Ibnu Katsir dalam mukhtasar hal. 751.)
- Malaikat Mengepakkan Sayapnya di Atas Bumi Palestina.
Disebutkan dalam hadits sahih dari
Zaid bin Tsabit berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Keberuntungan
bagi tanah Syam. Para sahabat bertanya, “Kenapa demikian?” Beliau menjawab:
“Itulah Malaikat-Malaikat Allah mengepakkan sayapnya di atas bumi Syam.”
Majma’ Az Zawaid jilid 10 hal. 60.
Sehingga dalam agresi 3 pekan Israel
ke Gaza itu menyisakan banyak cerita akan mukjizat, karamah, dan kebesaran
Allah swt. yang turun di Palestina membela para pejuang kemerdekaan.
- Palestina Bumi Makhsyar dan Mansyar.
Diriwayatkan dari Imam Ahmad dalam
sanadnya dari Maimunah binti Sa’d, ia bertanya kepada Nabi saw. “Wahai
Nabiyullah, berilah kami fatwa terkait dengan Baitul Maqdis.” Beliau menjawab:
“Bumi tempat dikumpulkannya manusia -mahsyar- dan tempat dibangkitkannya
manusia setelah mati -mansyar-.” Sunan Ibnu Majah, Jilid 1, hal. 452.
- Negeri Islam dan Negeri Iman di Saat Terjadi Fitnah
Dari Salamah bin Nufail ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Negeri Islam adalah Syam.” Thabrani. Majma’
Zawaid, Jilid 1, hal. 253.
- Penduduk Palestina Layaknya Mujahid Fii Sabilillah.
Dari Abu Darda’ ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Penduduk Syam, istri-istri mereka, keturunan
mereka, budak laki-laki dan perempuan mereka, sampai penjuru wilayah ini
laksana siap siaga fi sabilillah. Barangsiapa yang membela dari penjarahan
tanahnya, ia fi sabilillah, dan barangsiapa membela dari perampasan kotanya, ia
fi sabilillah.” Ath Thabrani, jilid 10, hal. 60.
- Di Palestina ada Thaifah Manshurah.
Dari Abu Umamah ra. bahwa Rasulullah
saw. bersabda: “Akan ada terus satu kelompok dari umatku yang memperjuangkan
kebenaran melawan musuh-musuh mereka dengan tegar sampai Allah mendatangkan
kemenangan kepada mereka.” Ditanyakan kepada Rasulullah, “Dimana mereka Ya
Rasulullah? Beliau menjawab: “Mereka di Baitul Maqdis dan sekitarnya.” Imam
Ahmad. Jilid 5, hal. 269.
Di bumi Palestina yang penuh berkah
dan suci ini terjadi banyak pertempuran dalam sepanjang sejarah Islam, seperti
Perang Ajnadin, Fahl Bisan, Yarmuk, Hiththin, ‘Ain Jalut.
- Negeri Tempat Tinggal Para Sahabat.
Di atas bumi Palestina para sahabat
Nabi radhiyallahu ‘anhum berjihad, di antara mereka banyak yang menajdi syuhada
dalam pertempuran meraih pembebasan Al Aqsha, seperti di masa Khalifah Umar ra.
Di Palestina beribu ulama terkenal dalam berbagai disiplin ilmu hidup
berdomisili di sana.
- Bumi Jihad dan Syuhada.
Beribu syuhada telah membasahi bumi
Palestina dengan darah segarnya. Beribu mujahid telah mempersembahkan nyawanya
membela kehormatan bumi para Nabi. Semenjak dari para sahabat Nabi sampai
sekarang dan sampai hari kiamat nanti. Allahu a’lam (disampaikan pada khutbah
Jum’at, 13 Februari 2009 di Masjid Baitul Hikmah Elnusa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar