Kamis, 22 November 2012

Lebih Lanjut Mengenai Tekanan Darah Tinggi

Lebih Lanjut Mengenai Tekanan Darah Tinggi

Gedung Kojalia Jl. Gunung Sahari 1 No 42 Hp 021-70374645, 0815 11311 554
Tekanan darah diukur menurut siklus kerja jantung. Tekanan tertinggi, terjadi ketika jantung berkontraksi, disebut tekanan sistolik. Tekanan terendah, terjadi saat jantung dalam fase mengendur, disebut tekanan diastolik. Hasil pengukuran tekanan darah dinyatakan dalam tekanan sistolik dan diastolik, misalnya: 120/80 mmHg. Besarnya tekanan darah sistolik maupun diastolik sama-sama bermanfaat untuk menentukan jenis hipertensi yang terjadi dan bagaimana menanganinya.

Tekanan darah yang normal pada manusia dewasa adalah di bawah 120/80 mm/Hg. Umumnya, tekanan darah di atas 140/90 dianggap tinggi. Seseorang baru dikatakan memiliki hipertensi bila dalam dua kali pengukuran oleh dokter secara konsisten menunjukkan tekanan darah di atas 140/90.



Hipertensi Primer dan Sekunder 

Secara umum, tekanan darah tinggi diklasifikasikan menurut penyebabnya. Tekanan darah tinggi yang tidak diketahui sebabnya disebut hipertensi primer atau esensial. Hipertensi ini biasanya terkait dengan gen atau bersifat keturunan. Sekitar 90-95 persen kasus tekanan darah tinggi adalah primer. Tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi lain disebut hipertensi sekunder. Misalnya, hipertensi renovaskuler disebabkan oleh penyakit ginjal.

Bahaya tekanan darah tinggi 

Tekanan darah tinggi adalah kondisi yang berbahaya. Bila tidak dikelola dengan baik, tekanan darah tinggi pada akhirnya dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu berat sehingga mengalami kerusakan serius. Misalnya, otot jantung dapat menebal (hipertrofi) dan berfungsi abnormal atau memompa secara kurang bertenaga. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan otak, mata dan ginjal. Di organ-organ tersebut terdapat jaringan arteri lembut yang mudah rusak oleh tekanan yang tinggi.

 Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung dan stroke. Sekitar separuh orang yang terkena serangan jantung dan dua-pertiga orang yang terkena stroke adalah penderita hipertensi. Pada umumnya, tekanan darah tinggi tidak dapat diobati tetapi dapat dikelola dan dikendalikan dengan diet dan pengobatan.

 Prevalensi 

 Pada umur di bawah 55 tahun, hipertensi lebih banyak diderita kaum pria. Setelah menopause (yang umumnya terjadi pada usia 50-an), risiko hipertensi pada wanita meningkat, terutama karena berkurangnya hormon-hormon tertentu. Pada usia 75, hipertensi lebih banyak diidap wanita dibandingkan pria.

Selama kehamilan, beberapa wanita mungkin terkena tekanan darah tinggi, bahkan bila sebelumnya mereka sama sekali tidak memilikinya. Hipertensi gestasional ini diyakini meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke pada wanita tersebut di usia lanjut. Pre-eklamsia, kondisi yang terkait dengan tekanan darah tinggi dan keberadaan protein di urin ibu hamil, adalah salah satu penyebab kematian utama ibu dan bayi di Indonesia.

Tanda-tanda dan gejala 

Sebagian besar penderita darah tinggi umumnya tidak menyadari kehadirannya. Bila ada gejala, penderita darah tinggi mungkin merasakan keluhan-keluhan berikut:

  •  Kelelahan 
  •  Bingung 
  •  Perut mual 
  •  Masalah penglihatan 
  •  Keringat berlebihan 
  •  Kulit pucat atau merah 
  •  Mimisan • Cemas atau gelisah 
  •  Detak jantung keras atau tidak beraturan (palpasi) 
  •  Suara berdenging di telinga • Disfungsi ereksi 
  •  Sakit kepala 
  •  Pusing 

 Pengobatan

Pengobatan tekanan darah tinggi sangat tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Penderita hipertensi primer dengan tekanan darah di atas 140/90 mungkin akan mendapatkan obat-obatan pengontrol. Dokter juga mungkin akan merekomendasikan perubahan gaya hidup untuk mengendalikan tekanan darahnya, di antaranya:

  • Berhenti merokok. Selain berbagai masalah kesehatan lain, merokok juga meningkatkan tekanan darah. 
  • Mengurangi berat badan. Pengurangan berat badan dapat dengan cepat menurunkan tekanan darah tinggi dan meringankan kerja jantung. 
  • Mengkonsumsi vitamin dan mineral dalam jumlah cukup. Riset menunjukkan vitamin C bermanfaat menjaga agar pembuluh arteri tetap lentur. Vitamin E, B, potasium, magnesium dan kalsium juga bermanfaat menjaga tekanan darah. 
  • Berolahraga aerobik secara teratur. Keteraturan berolah raga lebih penting dibandingkan instensitasnya. Olah raga berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan jantung Anda. Tanyakan kepada dokter sebelum Anda memulai aktivitas olah raga.
  • Mengurangi konsumsi garam hingga maksimum 2 gram saja per hari. 
  • Mengelola emosi dengan mengurangi stres, berekreasi, menekuni hobi, kegiatan sosial dan istirahat yang cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar