Imam Ahmad meruqyah dirinya dengan air
Air adalah
merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup, seperti manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ada orang yang bisa bertahan puluhan hari dengan
hanya menkonsumsi air, tapi dia tak akan kuat bila tidak minum air puluhan
hari, kalaupun ada yang kuat paling bisa bertahan dalam hitungan jam atau
beberapa hari saja. Maha benar Allah dalam firman-Nya, “Dan dari air kami
jadikan segala sesuatu yang hidup (QS. al-Anbiya’: 29).
Air juga sangat
bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh serta menyegarkan kulit dan memulihkan
stamina yang loyo. Maka dari itu kalangan medis menganjurkan kita semua untuk
menunjang kesehatan tubuh dengan meminum air dalam sehari sekitar 6 – 8 gelas.
Dan dalam dunia ruqyah ternyata air juga digunakan sebagai media pengobatan.
Yaitu dengan mengambil segelas atau semangkok air, lalu dekatkan ke bibir
seraya membaca bacaan ruqyah. Atau membaca ayat dan doa ruqyah lalu ditiupkan
ke air. Kemudian si pasien atau orang yang diruqyah minum air tersebut atau
dipakai mandi.
Pelopor madzhab
Hanbali pernah melakukan ruqyah dengan air secara mandiri. Sebagaimana yang
diceritakan anaknya yang bernama Abdullah. Dia pernah melihat ayahnya Ahmad bin
Hanbal membaca ayat dan doa ruqyah ke air, lalu meminumnya dan mengguyurkan ke
badannya. (Al-Adab Asy-Sar’iyyah: 2/ 441).
Rasulullah meruqyah dengan air garam
Ali bin Abi Thalib ra: Ketika Rasulullah
saw shalat, ada seekor kalajengking yang menyengatnya. Sehabis shalat beliau
berkata, “Laknat Allah untuk kalajengking, orang yang sedang shalatpun
disengatnya, lalu beliau mengambil air yang dicampur dengan garam. Kemudian
diusapkan ke bagian yang sakit sambil membaca surat al-Kafirun, surat al-Falaq
dan surat an-Nas.” (HR. Ath-Thabrani dan dishahihkan oleh Syekh Al-Albani
hadits no. 548).