Senin, 08 Februari 2016

Kesaksian kyai NU yang Taubat dari Ilmu Hikmah (Kesaktian, Kanuragan, Ilmu Ghoib)


 Ada kisah dari Kyai NU bernama Abdul Wachid Ghozali (Pimpinan Pondok Pesantren Assalam yang berada di Desa Tunjungtirto Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang) selama beliau mempelajari ilmu hikmah dan sampai pada saat beliau bertobat. Berikut ini kisahnya : 
Saya mulai belajar ilmu-ilmu perdukunan sejak masih Tsanawiyah. Tawuran yang menjadi tren ketika itu, membuat tekad saya untuk mempelajari ilmu klenik semakin kuat. Di sebuah pesantren, saya memulai belajar dengan puasa patigeni dan selametan pakai ayam jago. Hatinya saya yang makan, dagingnya yang makan kyainya. Wah, saya diakali thok…Kalau gitu ya nayamul (Bahasa Arema: lumayan) buat kyainya (Tertawa). Kemudian disuruh puasa 40 hari. Setelah itu, untuk mengetahui sah tidaknya puasa dites. Tesnya dengan cara membaca wirid dulu. Salah satu wiridnya adalah: Ya maliki ya maliku, iyyaka nakbudu waiyyaka nastain. Jarum ditusukkan dan kulit saya disilet. Aneh, tidak ada darah yang keluar sedikitpun, walaupun ada bekasnya. Pertanda puasa saya sah. Saya lulus.

Padahal saya melanggar aturan guru, karena saya hanya sanggup puasa selama 7 hari. Baru dapat beberapa hari, BAB saya berwarna putih. “Waduh, bisa-bisa mati saya,” pikir saya. Saya memang berbakat untuk urusan ilmu-ilmu seperti ini. Kata orang, saya ini keturunan Joko Tingkir, jadi dzikirnya bisa pamungkasan (ampuh). Cirinya adalah panjang depa kedua tangan saya lebih panjang dari panjang badannya. Sementara teman-teman yang puasa genap 40 hari lengkap ada yang disuruh mengulang karena tidak lulus.

Belajar ilmu seperti itu ada urutannya. Pertama, ilmu Karamah selanjutnya ilmu tenaga dalam. Kalau orang cuma belajar tenaga dalam tanpa karamah biasanya tidak kuat. Ilmu tenaga dalam itu mudah. Beli juga bisa. Diisi langsung bisa di tempat. Nah, di tenaga dalam inilah nanti setiap dukun itu mempunyai spesialisasi sendiri-sendiri. Ada ilmu kebal, pelet, santet dan sebagainya. Tanpa dua ilmu ini, berarti itu dukun bohongan. Setelah kedua ilmu tersebut berikutnya adalah lelakon yang berfungsi untuk mempertahankan dan meningkatkan.

Cara mendapatkan ilmu karamah dengan membaca shalawat, kemudian puasa beberapa hari. Selanjutnya mewiridkan: Ya Allah, Ya Rasulullah, Ya Syekh Abdul Qadirjaelani, Ya Allah kulo nyuwun karamahipun Syekh Abdul Qadirjaelani (Ya Allah, saya minta karamahnya Syekh Abdul Qadir Jaelani). Sambil dipancing dengan gerakan-gerakan untuk kemudian gerak sendiri tanpa bisa dikendalikan. Setelah itu minta gerakan apa saja, langsung bisa sendiri.
Setelah selesai mempelajari ilmu karamah di Malang, baru saya mengembara dari kota ke kota mencari ilmu pengisian. Yang cukup lama di Lumajang, selama 2 tahun. Di sanalah saya belajar ilmu Cor Wojo (isian untuk kekebalan). Pantangan ilmu ini adalah makan pisang Mas. Tetapi waktu saya mencoba melanggarnya, tidak ada pengaruhnya buat saya.